Jumat, 08 Agustus 2014

THE STORY OF MY LIFE [CHAPTER 5]



THE STORY OF MY LIFE

  
Author : Alice Abbys
Cast :
1.      Han jina
2.      Kim woobin
3.      Park sunhee
4.      Lee jongsuk
5.      Shin won ho
6.      Kim jongin
7.      Kim taemin
8.      Choi hyunji

Genre : romance, family
Rating : PG-15
Length : chaptered

CHAPTER 5

jika kita sedang bersama seseorang yang disukai waktu akan terasa begitu cepat.

Thursday may 28 2014 7 am
Han`s home, apgujeong-dong, gangnam-gu
Author`s POV
“jina-ah, ppali ireona.”
Jina merasa ada yang memanggil namanya. Suara laki-laki. Karena merasa asing dengan suara ini, maka jina membuka matanya dengan susah payah. Jina mencoba mengumpulkan fokusnya dan malah terkejut setengah mati saat melihat wajah woobin yang hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya.
“kyaaa. What the hell you doing here, woobin?!” pekik jina yang langsung melompat bangun karena terkejut.
“membangunkanmu. Memangnya kau kira aku sedang apa, hah? Sudah jam tujuh. Bukankah kau ada kelas pagi ini? Cepatlah siap-siap dan sarapan. Aku tunggu dibawah.” Ucap woobin santai sembari berjalan keluar kamar.
“what the hell?! Ah, aku lupa. Orang itu tinggal disini dari kemarin. Haaah” ujar jina sambil turun dari tempat tidurnya dan melangkah kearah kamar mandi.
Mulai dari kemarin, woobin tinggal di rumah keluarga han dan menempati kamar tamu disebelah kamar jina. Jina sempat menolak dan berniat mengusir woobin dari rumahnya kalau saja woobin tidak ngotot untuk tetap tinggal dengan alasan menghormati permintaan gilbert.
“gil hyung yang meminta langsung kepadaku untuk menjagamu, bagaimana aku bisa menolak permintaanya? Aku bisa dianggap kurang ajar kalau aku pulang sekarang hanya karena kau menolak.” Itu yang dikatakan woobin kemarin dan dengan seenaknya pula dia menempati kamar disebelah kamarku.
“orang itu seenaknya saja. Dia kira dia raja?! Ugh. Menyebalkan.” Gerutu jina selama ia mandi.
At dining room
Woobin sedang mengoleskan selai keatas rotinya saat melihat jina yang sedang menuruni tangga dan berjalan kearahnya. Woobin sedikit terpana melihat cara berpakaian gadis itu. kemeja longgar berwarna putih, tanktop, celana jins, dan sepatu kets. Ditambah rambutnya yang diikat kebelakang, tetapi tetap dapat membuat jantung woobin berdetak dengan cepat.
“duduklah.” Ucap woobin sambil menyodorkan beberapa potong roti yang sudah dioleskan selai olehnya tadi.
Jina menganguk dan duduk didepan woobin. Gadis itu memakan roti yang tadi diberikan woobin sambil sekilas melihat pria itu. oh, lupakan kata ‘sekilas’ itu. pria ini terlalu tampan untuk dilihat hanya sekilas.
Woobin mengenakan kemeja putih pas badan dan celana jins dan sepatu kets berwarna biru tua. Jina tidak merasa heran sekarang kenapa pria ini digilai oleh para wanita dan menjadi idola kampus. Dia saja yang baru menyadarinya.
“aku akan mengantarmu kekampus.” Ucap woobin memecah keheningan. Membuyarkan lamunan jina.
“eoh? Tidak perlu. Aku bisa membawa mobil sendiri. Lagipula biasanya aku pergi bersama sunhee.” Tolak jina.
“kau pergi bersamaku saja. Lagipula sunhee akan pergi bersama jongsuk.”
“jongsuk sunbae?”
“iya. Kau tidak tahu? Akhir-akhir ini mereka cukup dekat menurutku.”
“hm.. iya sih.” Jina berusaha mengingat-ingat kejadian akhir-akhir ini tentang sunhee. Sahabatnya itu memang beberapa kali pergi bersama jongsuk sunbae.
“kau sudah selesai? Ayo berangkat.”
“eoh? Iya.”
Di mobil, jina memperhatikan pria disampingnya dari sudut matanya. Pria ini mengemudikan mobil dengan raut wajah serius, mata yang tajam, dan tangannya yang sering mengacak-acak rambut hitam tebalnya. Wajah tampan, tubuh tinggi, pintar, dan memiliki kekayaan yang tidak bisa dibilang sedikit. Jenis pria yang akan selalu berhasil membuat setiap wanita jatuh cinta, bahkan meskipun mereka tidak menginginkannya. Dan dengan kenyataan bahwa sekarang pria ini adalah tunangannya, membuat jina tersenyum-seyum sendiri. Perasaan yang aneh, pikirnya.
Jina tersadar bahwa mereka sudah tiba dikampus. Dia membuka sabuk pengamannya dan langsung keluar dari mobil. Disusul woobin yang langsung menghampirinya agar mereka bisa berjalan bersama memasuki kampus. Membuat semua mahasiswa dan mahasiswi yang melihat mereka terheran.
“mereka semua bingung kenapa kita datang bersama.” Ucap jina
“biarkan saja.”
“hmm, penggemarmu bisa patah hati kalau tahu kita sudah bertunangan.”
“sama halnya dengan dengan fans mu, tahu. Lagipula aku tidak perduli pada mereka semua. Tunanganku itu kamu. Jadi aku hanya perlu memperhatikanmu saja.”
“kau tidak kecewa? Kau bisa kehilangan penggemar kalau mereka mendengar apa yang baru saja kau ucapkan.” Ucap jina. Sebenarnya ia ingin langsung lari dan menyembunyikan suara detak jantungnya yang mulai tidak karuan karena ucapan woobin barusan.
“ini bekalmu.” Ucap woobin mengacuhkan kata-kata jina barusan sambil menyodorkan kotak bekal kecil kearah jina.
“nanti aku akan menjemputmu dikelas dan kita akan makan siang sama-sama.” Ucapnya lagi setelah jina mengambil kotak bekalnya.
“tidak usah. tidak perlu repot-repot.”
“tidak mau. Pokoknya nanti aku kan menjemputmu. Titik. Aku ingin makan siang denganmu. Kalau kau kabur, aku tidak akan makan siang.”
“hah?! Kau kekanak-kanakan.” ucap jina
“terserah. Pokoknya kita harus makan bersama. Dan, jina-ah, jaga dirimu. Sampai jumpa nanti siang.” Ucap woobin dengan senyumnya dan langsung pergi sebelum jina bicara apapun lagi. Meninggalkan jina yang masih berdiri ditempatnya. Merasakan detak jantungnya yang sudah tidak karuan lagi karena perhatian woobin barusan.
Sial, dia sudah menjadi salah satu wanita yang terperangkap oleh pesona woobin.
Jina`s class , 11 am
Kelas sudah mulai sepi karena pelajaran sudah selesai 5 menit yang lalu. Sebagian sudah keluar kelas dan sebagian lagi masih dikelas untuk sekedar mengobrol lebih lama atau sedang membicarakan hal-hal lainnya. Sama seperti jina yang masih mengobrol dengan sunhee.
“sunhee-ah, apa kau pacaran dengan jongsuk sunbae?” Tanya jina penasaran
“aniya, kami tidak pacaran.” Ucap sunhee gelagapan.
“tapi akhir-akhir ini kalian kelihatan dekat. Kau bahkan diantar jemput olehnya.”
“yah, anggap saja sedang pendekatan. Hehe. Kau sendiri? Sudah ada kemajuan dengan woobin? Kau juga diantar olehnya.”
“woobin tinggal dirumahku sekarang.”
“MWORAGO?!” ucap sunhee histeris “ bagaimana bisa? Apa yang terjadi? Kenapa aku baru tahu? Sejak kapan?” tanyanya bertubi-tubi.
“aish, kau berisik sekali. sejak kemarin. Gil dan mom pergi ke New York dan akan menetap untuk sementara. Dan entah apa yang dipikirkan gil, dia meminta woobin untuk tinggal dirumahku dan menjagaku. Absurd.”
Baru sunhee akan mengajukan pertanyaan lagi. Mereka dikejutkan dengan teriakan histeris dari teman-teman sekelasnya yang membuat mereka menoleh kearah mereka melihat. Woobin. Pantas saja mereka histeris. Ini pertama kalinya woobin datang ketempat mereka. Woobin mengacuhkan anak-anak lainnya dan berjalan kearah jina.
“untunglah kau tidak kabur. Aku lapar. Ayo makan.” Ucapnya cuek dan langsung menarik lengan jina sebelum jina membuka suara. Mereka langsung pergi dengan cepat.
“huh. Mereka bahkan tidak pamit dulu.” Gerutu sunhee yang ditinggalkan bersama orang-orang yang penasaran dengan woobin dan jina. Karena takut menjadi sasaran pertanyaan mereka, sunhee sendiripun langsung melesat keluar kelas.
At canteen
“Kau ini kasar sekali. tiba-tiba menarikku dan membawaku seenakmu sendiri. Aku bahkan tidak sempat pamitan pada sunhee. Yak! Kau dengar tidak.” Oceh jina saat mereka sudah duduk di salah satu kursi di kantin.
“kau ini berisik sekali. cepat makan bekalmu. Aku tidak ingin kau sakit karena telat makan. Dan bekalmu sudah kupastikan lebih sehat daripada makanan kantin” ucap woobin. Baru jina akan mengajukan protes lagi, tiba-tiba ada yang mengahampiri mereka.
“sunbae, aku ingin bertanya. Apa hubungan kalian? Dari tadi pagi kalian datang bersama dan sekarang kalian makan bersama. Apa kalian pacaran?” Tanya wanita yang tiba-tiba datang ini. Dan sudah pasti yang ditanyai adalah woobin.
“itu bukan urusanmu.” Jawab jina. Melihat justru jina yang menjawab pertanyaannya, wanita ini justru tidak berhenti mengoceh.
“kalau benar kalian pacaran, kenapa sunbae memilih dia? Meskipun gadis ini cantik, tapi kelakuannya buruk. Cara bicaranya juga ketus. Sama sekali tidak cocok dengan sunbae.” Ucap wanita itu ketus.
“ap-“ baru saja jina akan protes lagi. Mulutnya langsung tertutup dengan sesuatu yang lembut.
Semua orang di kantin yang dari tadi memperhatikan mereka juga ikut terkejut karena woobin tiba-tiba saja mencium bibir jina. Jina sendiri pun sangat terkejut. Mungkin lebih terkejut dari orang-orang yang melihatnya. Termasuk wanita yang tadi melabrak mereka.
“dia bukan pacarku. Lebih dari itu. gadis ini adalah tunanganku. Calon istriku. Dan dia adalah calon terbaik yang kumiliki.” Ucap woobin lantang setelah melepaskan ciumannya.
“jadi tolong, jangan campuri urusanku.” Ucapnya lagi. Setelah itu woobin langsung menarik jina yang masih terbengong keluar dari kantin.
Han`s home, apgujeong-dong, gangnam-gu
“apa sih yang kau pikirkan sampai-sampai menciumku didepan umum?! Apa kau tidak tahu malu? Apa kau tidak lihat bagaimana ekspresi kaget mereka yang ada di kantin?” ucap jina meledak-ledak.
“kau berisik sekali. tidak masalah kan aku menciummu? Kau kan tunanganku. Kupikir aku punya hak.”
“kau tidak punya hak apa-apa. dan aku benci dengan sikapmu. Kau bahkan sama sekali tidak tertarik padaku. Tapi kau sudah dua kali menciumku. Kau sangat aneh. Apa yang kau rencanakan? Apa kau sengaja mempermainkanku?” ucap jina emosi.
Mendengar ucapan jina, woobbin langsung menarik lengan jina agar jina menatapnya.
“mempermainkanmu? Apa aku terlihat mempermainkanmu? Kau pikir aku ini pria macam apa? Dengar. Aku tidak akan mencium gadis yang tidak aku sukai. Kau mengerti?” ucap woobin yang setelah itu langsung meninggalkan jina dan masuk ke kamarnya.
“mwo.. mwoya?”
19.30 pm
“Jina-ah, makan malam.” Ucap woobin sambil mengetuk pintu kamar jina.
Jina sendiri tidak tertarik untuk membukakan pintu. Apalagi untuk makan malam berdua saja dengan woobin. Jina langsung teringat dengan kata-kata woobin tadi siang.
“Aku tidak akan mencium gadis yang tidak aku sukai. Kau mengerti?”
Arrgh. Kalimat woobin membuatku bingung saja. Apa artinya dia menyukaiku? Tapi dia tidak pernah mengatakannya. Dan sikapnya selama ini yang terkadang perhatian dan terkadang cuek hanya semakin membuat bingung saja.
“jina-ah. cepat buka pintunya atau aku akan mendobraknya.” Ancam woobin dari luar. Tapi jna tidak bergeming. Tetap pada posisinya ditempat tidur.
BRAK!
Jina langsung terkejut dan spontan menegakkan tubuhnya dan lebih terkejut lagi melihat pintu kamarnya yang sudah lepas dari tempatnya semula. Dia menebak, pasti woobin baru saja menendangnya sekuat tenaga. Dan melihat ekspresi woobin yang sama sekali tidak ramah, membuat jina merasa takut.
“a-apa yang kau lakukan?! Kau baru saja menghancurkan pintu kamarku!” ucap jina gelagapan. Tapi woobin hanya diam dan berjalan kearah jina.
“aku menyuruhmu makan tapi kau sama sekali tidak mau keluar kamar. Jadi aku terpaksa mendobrak kamarmu.” Ucap woobin santai dan langsung menarik jina keluar dari kamar.
“kau ini ternyata pria pemaksa.” Gerutu jina
“benarkah? Kalau begitu kau harus mulai terbiasa dengan semua sifatku, nona han.” Ujar woobin santai.
“heol.”
Jina dan woobin makan dalam diam. Tidak ada yang berminat untuk memulai percakapan sama sekali. sampai akhirnya woobin menyerah dan meminta waktu jina sebentar untuk bicara. Woobin mengajak jina untuk mengobrol di taman belakang sambil minum teh.
“aku ingin minta maaf” ucap woobin mengawali.
“aku ingin minta maaf kalau sikapku selama ini selalu membuatmu kesal.” Lanjutnya lagi.
“memang. Sampai sekarangpun kau masih menyebalkan.” Ujar jina ketus
“tapi aku tidak akan menyesali apa yang sudah apa yang kulakukan.”
“apa?”
“begini saja, ayo mulai semua dari awal. Mulai dari perkenalan. Aku ingin memperbaiki semuanya dari awal. Dengan cara baik-baik.” Ucap woobin menawarkan. Ini sama sekali bukan caranya. Biasanya ia akan meninggalkan sesuatu yang jelas-jelas tidak tertarik padanya. Tapi gadis ini berbeda. Ia ingin menjalani hubungan yang baik dengannya. Ia ingin dipandang dengan baik oleh gadis ini.
Jina bisa melihat ketulusan dari ucapan woobin sekarang. Dan ia juga merasa harus memulai hubungan yang baik dengan pria ini. Mengingat bahwa pria ini merupakan calon suaminya, dia tidak bisa terus-terusan menghindar. Apalagi saat dia sudah mulai tertarik pada pria ini seperti sekarang.
“call. Aku setuju. Ayo mulai semua dari awal. Dengan cara baik-baik.” Ucap jina sambil tersenyum pada woobin. Senyum tulus pertamanya untuk woobin. Membuat wajah woobin merah seketika.
Sial. Bagaimana bisa gadis ini membuatnya terpana hanya karena sebuah senyuman? Dia jadi terlihat seperti anak remaja yang jantungnya berdegup sedemikian kencang hanya karena melihat gadis yang disukainya melintas lewat.
“jadi? Dari mana kita mulai? Apa perlu aku mulai dari memberitahumu namaku?” ucap jina jahil
“bagaimana kalau dimulai dari keluarga?” Tanya woobin hati-hati. Dia sudah tahu sebagian besar cerita tentang keluarga jina. Karena itu, dia sedikit takut menanyakannya.
“keluargaku? Sederhana. Aku anak kedua dari dua bersaudara. Ayahku tidak ada. Kupikir kau pasti sudah tahu soal itu. Ah, apa kau penasaran tentang kewarganegaraanku? Ayahku orang amerika. Ibuku campuran amerika dan korea. Orangtuaku menikah dan tinggal di Amerika. Kakakkupun lahir di Amerika. Tapi saat ibuku hamil aku, beliau bilang Ia ingin aku dilahirkan di Korea. Tapi saat umurku satu tahun, kami kembali ke Amerika.” Ucap jina panjang lebar. woobin bingung melihatnya. ia pikir jina akan tersinggung atau semacamnya saat woobin menanyakan tentang keluarganya.
“saat aku berumur sepuluh tahun, orang tuaku bercerai. Ayahku dibuang dari kilton corp. dan kekuasaan kilton corp diberikan pada ibuku. Tapi kakek dan nenekku meminta mom membawa aku dan kakakku pindah ke Korea. Mereka juga memindahkan kantor pusat ke Korea agar ibuku bisa tetap menjadi pemimpin perusahaan. Aku mengubah marga keluargaku dan menggunakan marga ibuku. Han. Jina clark berubah menjadi han jina. Dan disinilah aku sekarang.” Jelasnya lagi. Ada sedikit nada kesedihan dari suaranya meskipun wajahnya terlihat datar-datar saja. “dan, bagaimana denganmu?” tanyanya.
“kau benar-benar ingin mendengarnya?”Tanya woobin. “hm, mungkin aku memang harus menceritakannya padamu, mengingat kau adalah calon istriku.” Lanjutnya lagi dengan nada sedikit bercanda.
“apa-apaan itu?” ucap jina dengan nada kesal.
“ibuku yang kau kenal bukanlah ibu kandungku.” 
TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar